Kwalot
(Brucea javanica (L.) Merr.)
Sinonim :
Brucea sumatrana, Brucea amarissima
Familia :
Brucea
Uraian :
Semak tinggi, tegak, sangat pahit, tinggi 1-2,5 m. Susunan daun menyirip ganjil; anak daun 5-13, sebagian besar berhadapan, anak daun berbentuk bulat telur memanjang lanset, ujung meruncing, tepi bergerigi beringgit, pangkal membulat atau runcing, berambut 5,5-17,5 kali 2-7,5 cm. Bunga berkelamin 1 atau 2, dalam susunan malai sempit panjang 2-30 cm. Perhiasan bunga berupa kelopak; segmen kelopak sangat kecil, bentuk oval bulat telur terbalik, 0.75-1 mm. Mahkota memiliki 5 daun mahkota, bentuk memanjang, tumpul, berambut jarang, sepanjang tepi berkelenjar, berwarna hijau ungu. Benang sari sebanyak daun mahkota, kepala sari tidak ada pada bunga betina. Putik pada bunga jantan rudimenter, bertaju 4, pada bunga yang berkelamin 2 atau bunga betina bakal buah dan tangkai putik 4, lepas, tonjolan penebalan dasar bunga jelas. Buah batu bulat memanjang,panjang 8mm. Waktu berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini dapat hidup pada daerah dengan ketinggian 0,5-550 m dpl. Lebih kurang ditemukan 6 jenis tumbuhan yang tumbuh di Afrika. Di Indonesia banyak tumbuh di Jawa dan Madura, yaitu biasanya terdapat pada belukar, di tepi sungai, hutan jati, hutan sekunder muda, dan sebagai tanaman pagar.(Brucea javanica (L.) Merr.)
Sinonim :
Brucea sumatrana, Brucea amarissima
Familia :
Brucea
Uraian :
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Cerek jantan, Taun, Ki padessa, Belilik, Amber merica NAMA ASING:- NAMA SIMPLISIA:-
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ekstrak biji Brucea javanica efektif sebagai amubisida. Bruseantin dan brusein C berhasil diisolasi dari ekstrak biji yang larut dalam n-butanol, senyawa tersebut aktif terhadap Entamoeba histolytica. Potensi tersebut diperkirakan karena terjadinya penghambatan sintesis protein parasit malaria. Di samping itu ekstrak biji Brucea javanica aktif terhadap Shigella shiga, S.Boydii, Salmonella derby, Salmonella typhi tipe 11, Fibrio cholerae inaba, Fibrio cholerae ogawa. Brusatol yang diisolasi dari biji dilaporkan efektif untuk penyembuhan disentri. Dari hasil penelitian in vitro maupun in vivo diketahui bahwa ekstrak buah makasar berefek sebagai antiplasmodia. Secara in vitro diketahui bahwa keberadaan bruseantin berefek positif terhadap Plasmodim falciparum yang resisten terhadap klorokuin. Efek positif ekstrak kwalot ditemukan pula pada Plasmodium berghei secara in vivo pada percobaan dengan mencit. IC, dari sembilan macam senyawa kuasinoid terhadap Plasmodium falciparum K?1 (resisten terhadap klorokuin) pada pemberian secara oral berkisar antara 0,0046?0,0008 mg/ml; empat dari kesembilan senyawa tersebutjuga aktif terhadap Plasmodium berghei secara in vivo setelah pemberian secara oral. Efektivitas bruseolid yang ditemukan dalam Brucea javanica terhadap Plasmodium berghei lebih tinggi bila dibanding klorokuin pada percobaan in vivo dengan mencit. Di samping itu ditemukan pula adanya aktivitas sitotoksik suatu golongan kuasinoid hasil isolasi dari Brucea javanica. Aktivitas antidisentri hasil pengujian klinik ekstrak buah Bruceajavanica kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin. Pada jenis Brucea yang lain yaitu Brucea antidysentrica ditemukan bahwa ll?hidroksikantin?6?on dan 1,11?dimetoksikantin?6?on mempunyai potensi sebagai antitumor secara in vitro maupun in vivo. Selain itu ditemukan bahwa bruseanol C mempunyai potensi antitumor terhadap "human KB, A?549 lung carcinoma secara in vitro”) Farmakologi klinik Buah: Ekstrak buah biasa digunakan pada pengobatan disentri amoeba. Dari penelitian diketahui bahwa aktivitas antidisentri ekstrak buah Brucea kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin. Kontra indikasi Buah sebaiknya tidak digunakan pada anak?anak, wanita hamil dan wanita yang baru menyusui. Efek yang tidak dlinginkan Penggunaan eksternal buah dilaporkan adanya beberapa kasus anafilaksis .
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT Biji secara tradisional pada umumnya digunakan pada pengobatan berbagai penyakit antara lain kanker, disentri, malaria. Akar digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik. Daun digunakan untuk mengobati demam, kudis, bisul, penawar racun lipan. Buah digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri. Seluruh bagian tumbuhan digunakan dalam pengobatan demam, kejang perut, disentri. CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT Untuk pengobatan disentri amuba 7- 10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 mI air; diminum 1 kali sehari 100 mI, diulang selama 12 hari. Untuk pengobatan malaria tujuh sampai sepuluh buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule dan 110 mI air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari dan untuk pemeliharaan diminum 1 kali sebulan 100 ml.
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Biji secara tradisional pada umumnya digunakan pada pengobatan berbagai penyakit antara lain kanker, disentri, malaria. Akar digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik. Daun digunakan untuk mengobati demam, kudis, bisul, penawar racun lipan. Buah digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri. Seluruh bagian tumbuhan digunakan dalam pengobatan demam, kejang perut, disentri.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk pengobatan disentri amuba 7- 10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 mI air; diminum 1 kali sehari 100 mI, diulang selama 12 hari.
Untuk pengobatan malaria tujuh sampai sepuluh buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule dan 110 mI air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari dan untuk pemeliharaan diminum 1 kali sebulan 100 ml.
Komposisi :
Biji zat pahit, triterpen, sterin, lilin, senyawa fenolik (zat samak). Zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica L. Meer terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip kantin-6-on.
sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=233